List film terbaik Hwang Jung-min


Dari sederet aktor korea yang perannya begitu memukau, saya rasa Hwang Jung Min sangat layak masuk list. Saya tidak perlu menjelaskan alasannya, jika anda sudah pernah menonton film-film dari sang aktor_ The Battleship Island misalnya, anda pasti paham dengan kemampuan akting dari sang aktor. Jadi, berdasarkan hal tersebut, di blog ini saya rekomendasikan beberapa film yang menurut saya terbaik dari sang aktor, berikut daftarnya.

1. A Violent Prosecutor (2016)


Film pertama yang saya pilih ini, yang juga merupakan film terbaru dari sang aktor mengisahkan tentang seorang pria yang bernama Jae-Wook(Hwang Jung Min) yang yang dituduh telah melakukan pembunuhan yang sebenarnya a tidak pernah lakukan. Setelah masuk penjara Jae-Wook bertemu dengan seorang mantan pelaku kejahatan yang bernama Chi-Won yang diperankan oleh (Kang Dong Won).  Didalam penjara mereka berdua sangat akrab dan Chi-Woon akan berusaha membersihkan nama Jae-Wook. Merupakan sebuah film komedi-kriminal yang disutradarai oleh Lee II-Hyeong dan dibintangi oleh Hwang Jung Min dan Kang Dong-Won, Film ini telah suses merajai Box Office dengan pencapaian fantastis dan sudah mengumpulkan 3.2 juta penonton sejak dirilis pada 3 februari lalu.

2. Veteran(2015)
Ini dia film selanjutnya, Veteran. Film bergenre action comedy crime ini menjadi rekomendasi saya yang ke2.


Bercerita tentang Detektif Seo Do Cheol (Hwang Jung Min) yang adalah seorang detektif yang sangat berdedikasi pada pekerjaannya. Pada suatu saat dirinya mendapati temannya menjadi korban percobaan bunuh diri namun Seo Do Cheol tidak percaya begitu saja jika temannya tersebut mencoba bunuh diri, bersama2 dengan timnya Detektif Seo Do Cheol menyelidiki orang2 yang berhubungan dengan kejadian tersebut. Seo Do Cheol kemudian mencurigai Jo Tae Oh (Yoo Ah In) seorang bos muda yang sangat kaya raya dan sombong serta pecandu narkoba terkait dengan kejadian tersebut… Akan tetapi tidak mudah bagi Seo Do Cheol menyelidiki kejadian tersebut karena Jo Tae Oh adalah seorang yang sangat berpengaruh dan mempunyai banyak koneksi.

3. New World
Oke ini yang terakhir, New World. Film New World 2013 ini berkisah tentang investigasi kepolisian terhadap organisasi kejahatan Korea ‘Goldmoon’. Untuk bisa mengungkap tentang


berbagai macam praktik bisnis ilegal yang ada dalam perusahaan Korea tersebut membuat polisi berhasil menyusupkan mata-mata ke dalam organisasi tersebut. Dalam cerita film ini, Polisi Korea Selatan kebangsaan Cina akhirnya berhasil menjadi seorang bos mafia dari sebuah perusahaan korporasi Mafia.

4. The Unjust
Salah satu hal yang paling saya sukai dari akting Hwang Jung-min adalah ketika sang aktor memerankan Karakter polisi. Dalam film ini, Hwang Jung-min menjadi seorang karakter bernama Choi, polisi berpangkat kapten. Film ini sendiri bercerita tentang pihak kepolisian yang kelabakan dalam mencari tersangka kasus pembunuhan 5 gadis sekolah dasar, kejahatan yang menggemparkan seluruh negeri. Pihak kepolisian yang kemudian mulai diserang oleh publik karena belum juga berhasil menemukan sang pelaku malah menembak mati seseorang yang diduga tersangka. Tanpa bukti, tentu aksi tersebut semakin menyudutkan pihak kepolisian. Nah, disinilah aksi dari Hwang Jung-min mulai muncul. Dibujuk oleh seorang pejabat senior, dengan imbalan promosi dan pemberhentian penyelidikan internal terhadapnya yang disebabkan oleh saudara iparnya saat menerima uang dari Jang, seorang pengusaha korup.

The Unjust 3

Itu saja mungkin, informasi atau rekomendasi film terbaik dari sang Aktor korea selatan, Hwang Jung Min.

Part Ia

​     Dipindahkan untuk kasus yang tidak mampu mereka pecahkan, memangnya aku detectif Conan yang bisa memecahkan semua kasus apa?! Dasar atasan, seenaknya saja memerintah! Huhttt, tapi, salahku juga, terlalu sering mengungkap kebenaran, seandainya saja ini bukan peranku, jika bisa menggugat, akan kugugat penulis yang seenaknya memberiku peran seperti ini, seharusnya lebih menarik lagi, tidak terpikirkan oleh penulis, kenapa bukan aku yang jadi atasan dengan tetap mempertahankan kelebihanku sebagai detektif handal?! Detektif genius, yang bisa memecahkan masalah tanpa harus turun tangan! itu baru yang namanya cerita baru dan tentu saja ser_

  “Ini berkasnya pak,”
  “Jadi, sudah sejauh mana kasus ini berjalan?” Mudah-mudahan saja aku tidak harus bekerja keras untuk ini. Jika bisa mengirim surat, aku ingin penulis sadar, bahkan seorang aktor fiksi bisa mengalami kelelahan dengan banyaknya kegiatan yang ditanggungkan. Jika kelelahan berlanjut, kan penulis juga yang rugi, ceritanya bakalan nabrak tembok bunker gedung putih! Ups, aku gak boleh sumpahin author, ntar dikasih peran yang lebih rumit lagi! “Itu pertanyaan sudah sebulan gak dijawab, kasusnya sudah sampe mana?!”

   “Maaf pak, sejauh ini, belum ada hasil yang_”

  “Udah-udah, di bagain lapangan, Briptu Aida, suruh dia menemuiku,”

  “Maaf pak, tapi briptu Aida sedang ada tugas,”

   “Ya sudah, biar nanti saya suruh atasan kamu yang memanggilnya,”

   “Ma, maaf pak! perintah anda segera akan saya laksanakan!”

Dasar, apa kurang jelas aku disini karena ketidak becusan kalian?!                            Lima jasad dalam sebulan dan hanya ada petunjuk berupa, kemungkinan pembunuh kelima korban sama, dan masih akan ada korban yang lain. Baik, biar kusimpulkan; penulis menempatkan orang-orang di sektor 17 dengan kepribadian bermasa bodoh, malas dan dengan cara berpikir yang benar-benar di bawah standar! Tapi, aku juga tidak boleh sembarang menilai, bisa jadi kasus ini benar-benar rumit sampai harus aku yang mesti jauh-jauh dikirim kesini. Ah, tidak buruk juga, itung-itung buat nambah penggemarku di dunia nyata, lebih baik lagi jika ada polisi atau detektif yang bakalan terinspirasi dengan caraku dalam memecahkan kasus, termasuk kasus ini, yah, bukan mau sombong, tapi, memangnya untuk apalagi aku disini?
                                    ***

    “Jadi, anda briptu Aida?”

    “Saya pak!”

    “Baik, jadi saya disarankan oleh salah seorang teman dipusat, katanya kamu mungkin bisa membantu saya,”

    “Dengan senang hati pak!”

    “Sebenarnya, saya sedikit bingung, kenapa teman saya menyarankan kamu dan bukannya salah satu detektif di sektor ini, jadi, aku harap kamu tidak akan mengacau, apa maksud saya jelas?”

    “Sangat jelas pak!”

    “Baik, sekarang jelaskan pendapatmu tentang kasus pembunuhan ini,”

    “Pendapat saya?!”

    “Memangnya disini ada siapa lagi?!” Benar-benar author yang aneh, menangani kasus seperti ini, aku malah dikasih seorang yang, agrhhh!

    “Karena bapak ingin mendengar pendapat saya, jadi, eh, jadi begini, dari semua tkp yang ada, saya juga ditugaskan ke sana, dan keadaan para korban, kesimpulan saya adalah para pembunuh ini_”

    “Para pembunuh?!”

    “Maaf pak, mungkin anda belum melihat foto kondisi para korban,  tapi, jika saya yang dimintai analisis, jenis luka yang ada dari kelima korban itu sepertinya, menggambarkan beberapa jenis luka dari orang yang berbeda, jadi pendapat saya, pembunuhnya lebih dari dua orang,”

     “impresif, teruskan,”

     “teruskan?! ba,, baik pak! Jadi para pelaku ini kemungkinan tidak memiliki motif alias, membunuh hanya untuk, entahlah, senang-senang mungkin,”

     “Pendapatmu bisa diterima, tapi kesimpulanmu, apakah dengan sebuah dasar semisal, para korban saling kenal, pernah saling kenal, atau terikat akan sesuatu seperti, mereka berdiri di bawah satu kelompok, grup atau hal-hal serupa, apakah kamu sudah menganalis sampai ke sana?!”

    “Saya ingin! Tapi, itu bukan tugas saya, maksud saya, beberapa hal, itu diluar wewenang saya,”

Ah, aku jadi ingat saat pertama kali masuk kepolisian, diremehkan hanya karena masih baru dan tentu saja tidak memiliki pengalaman. Gadis ini, sepertinya, dia punya ketertarikan dengan dunia Puzzle. 

   Halo Pak, apa saya bisa mengangkat seseorang disini menjadi detektif?

Baiklah, kurasa tidak buruk punya partner dengan modal ketertarikan yang tinggi. Aku rasa, penulis tidak mungkin memberiku lawan main yang hanya akan merusak kasus hasil imajinasinya.

   Detektif  Juna, aku ini atasanmu, bukan temanmu! kenapa kau selalu menelponku tanpa sedikit berbasabasi dengan salam atau apa saja?! 

   Sudahlah pak, aku tidak bisa melakukan trik mencari muka! Lagian, anda sendiri yang memperlakukan saya seperti teman

    Sudahlah, lupakan saja! Jadi siapa yang harus kuangkat jadi detektif?! Sektor 17 kan sudah punya beberapa detektif?!

   Briptu Aida, aku ingin dia menjadi partnerku disini. Jika disini ada detektif, lantas kenapa aku yang dikirim kemari?

    Kau ini! Kau kan bisa langsung meminta kapolsek sucipto agar siapapun itu membantumu secara khusus!

   Iya, tapikan kita ini lembaga kepolisian pak, pangkat dan wewenang, Dua hal itu tidak mungkin bisa dipisahkan

    Sudah-sudah! nanti, biar aku bicara dengan sucipto!

    makasih ya pak!

tutttttt

    “Saya akan jadi detektif?!”
    “Setelah diurus, kamu akan punya cukup akses untuk kasus ini,”
    “Terimakasih pak!”
    “Jangan senang dulu, aku hanya teringat awal-awal sebelum jadi detektif, bedanya, aku harus menunggu atasan yang tepat untuk posisiku saat ini,”
    “Saya janji akan bekerja semaksimal mungkin!”
     “Bagus, semangatmu itu bisa jadi nilai tambah,”
                                    *
   Sialan, mereka bahkan tidak mencoba menjaga keadaan tkp agar tetap steril, bagaimana mungkin seseorang bisa begitu mudahnya buang sampah disini!
   “Detektif Juna!”
   “Ya, ada apa?”
   “Coba lihat ini,”
   “Owh, semacam tanda ya?”
   “Aku juga melihat tanda ini di tkp pertama dan kedua, dan jika dugaanku benar, tanda ini pasti ada di tkp selanjutnya!”
Tanda apa ini, semacam simbol sekte?! Ah, sepertinya aku paham, penulis mengikuti jejak cerita-cerita yang lain dimana para tersangka berhasil teredintifikasi berkat kebodohan mereka sendiri, tapi, apa mereka sebodoh itu dengan meninggalkan petunjuk yang mengarah ke mereka sendiri?! huhhttt

   

     “Segera cari tahu tentang simbol ini. Kemudian lokasi dari mayat ke lima korban, jarak dan tata letak lokasinya, aku ingin kau mengeceknya juga, siapa tahu ada sesuatu yang bisa kita gunakan,”
     “Pak, sepertinya orang disana itu sedang memperhatikan kita,”
     “Ya, aku juga melihatnya, jangan membuat gerakan aneh, aku_ sialan!”
     “HEY, JANGAN LARI!”
     “Hal ini benar-benar menegangkan!”
Tentu saja! apalagi yang kau harapkan dari situasi seperti ini?!
     “Aku akan memutar pak, dia bisa dicegat dari dari jalur sebelah gedung ini!”
Aku tidak menyangka, penulis bahkan membuatku merasa tua untuk melakukan kejar-kejaran seperi ini, mana lari orang ini seperti atlet maraton! aghhhh!
   BRRUUUKKK!
   “Kumohon! aku tidak bersalah!”
    BUUKK! 
   “Dasar bodoh! jika tidak bersalah kenapa lari hah?!”
   “Aku, kalian mengejarku!”
   “kau ini! jika kau tidak lari, mana mungkin kami mengejarmu!”
    BUUKKK! BUKK!
    “Aida,,, Aida,,, biar aku yang tangani,” kau benar-benar membuatku takut, akan banyak kekerasan polisi di kota ini nantinya.
    “Jadi, kau tidak bersalah ya?”
    “Itu benar, kumohon lepaskan aku pak polisi,”
    “Sebagai polisi, kami sering mencari kambing hitam jika ada kasus tanpa tersangka, kau tahu, aku akan menangkap seseorang tanpa alasan, menyiksanya hingga nyaris mati, membuatnya membuat pernyataan jika dialah pelakunya, apa kau tahu tentang ini?”
    “Aku, aku hanya melihat mereka meletakan mayatnya begitu saja! aku sungguh tidak terlibat!”
    “Kau melihat para pelakunya dan tidak melapor ke polisi?! Aku harap, kau punya alasan kuat agar tidak kumasukan kau ke dalam penjara karena menyimpan informasi penting untuk kasus ini!”
                                   

                                   *
     “Deskripsikan dengan jelas para pelaku ini,”
     “A, aku, aku melihat lima orang dan beberapa dari mereka wanita, aku sempat melihat beberapa wajah!”
     “Beberapa wajah ya?”
     “Apa setelah ini selesai aku akan dilepaskan?!”
Membingungkan, memangnya mereka setakut itu hingga tidak berani melapor ke polisi?! Seandainya saja aku juga bisa memerankan sesuatu yang serupa, saksi kunci pembunuhan berantai, ah, hal itu pasti akan sangat menyeramkan!
     “Tadi kau bilang sempat melihat beberapa wajah, apa jika melihatnya lagi kau bisa mengenalinya?!”
     “A, aku tidak yakin,”
     “Biar kutunjukan beberapa wajah, pelan-pelan saja,”
     “Bu,, bukan,”
     “eh, bukan juga,”
     “Bagaimana dengan simbol ini, apa kau tahu simbol ini?!”
     “Ah!”
     “apa kau mengenalinya?!”
     “Masukan saja aku ke dalam penjara!”
      “Apa maksudmu?! kau tahu simbol ini tidak?!”
      “Hey! jawab pertanyaannya!”
      “Kau mau bermain-main ya?!”
     BUUUKK! BAAKKKK! BUUUKKK!
     “Aida, percuma saja. Aku bisa melihat jelas, orang ini lebih takut pada simbol ini dari pada kita,”

Calling a Nightmare…

Sesuai judulnya, jadi kali ini saya mo bagi pengalaman pribadi perihal mimpi buruk. Jadi gini, beberapa malam yang lalu, seperti biasa insom saya kumat. Nah, pikiran saya sempat flashback ke beberapa moment tentang waktu menyenangkan saat tidur(gak, saya gak mo ngebahas pas tidur sama pacar/mantan, serta the other privacy moment_ ). ‘Waktu menyenangkan’ yang saya maksud disini itu adalah(pembaca : ehe?!), mimpi bisa terbang! Saya yakin, banyak diantara kita yang tahu hal itu; dikejar hantu, terus lari kemudian terbang. Nah, di moment insom saya beberapa malam yang lalu, saya kepikiran “mimpi bisa terbang” kangen sama moment kek gitu(udah jarang banget. Mungkin efek usia). Nah, seingat saya, mimpi bisa terbang itu bisa terjadi asalkan itu mimpi buruk! (Iya! Kita sama gan!). After that, saya jadi kek memohon ke diri sendiri dan ‘apa saja’ yang mendengar, agar kali ini saya mimpi buruk(sounds crazy but, i say the truth! Terserah mo percaya, gak. Tujuannya yah, agar bisa terbang lol). Setelah beberapa waktu berlalu(gak ingat, berapa lama tepatnya), Mama akhirnya berhasil dikalahkan oleh Naruto dan Sasuke_ paff! (Sorry… sorry… kilaf) akhirnya, saya kaget, saya mimpi buruk! Dan hebatnya lagi saya tahu, itu hanya mimpi! Tapi jangan salah gan, saya tahu itu hanya mimpi tapi saya gak bisa mengaturnya(lucid dream). Bahkan selanjutnya, saya mengalami tindihan(yang saya tahu, moment lucid dream tidak bisa tindihan). Back to my dream. Jadi dalam mimpi itu, saya berada di desa asing, saat dalam mimpi itu subuh, dan saya tahu, dikehidupan nyata, saa itu, waktunya memang sudah subuh. Nah, karena subuh, berarti bisa ditebak dong keadaannya, sangat jelas sepi seperti kota mati. Posisi saya sendiri saat itu berada di tengah jalan di kampung dalam mimpi itu, dikejauhan saya melihat segeromboran ‘sesuatu’ mendekat. Makin dekat dan jelaslah, sesuatu itu berbentuk manusia dengan tampilan seperti baru diinjak tronton(imagine that!). Tapi, skali lagi saya tahu, mereka itu cuma makhluk mimpi, dalam keadaan takut(meskipun sadar itu cuma mimpi) dan tetap tenang(ehm), saya pun mengaktifkan mode ‘run fester'(pembaca : gubrak). Beberapa puluh meter saya lari, saya jadi ingat terbang! Dan mulailah… mula-mula saya lompat-lompat kecil kemudian beralih ke ala hulk n then flying! Dan seperti kebanyakan mimpi buruk dikejar makhluk mengerikan, dimanapun saya mendarat, mereka sudah ada disana, damn!!! Akhirnya, keasadaran saya kalo semua itu cuma mimpi mulai sedikit goyah. Pemandangan selanjutnya; sambil ngos-ngosan(meskipun terbang), saya mendarat disalah satu rumah panggung(rumah adat minahasa). Disana, (masih dalam keadaan sepi)saya yakin tidak ada orang didalamnya, jadi saya putuskan masuk. Di dalam saya kaget minta, dalam rumah itu ada tante sexy!

Beberapa kata kemudian…

Si tante sexy ini mo mencoba memakan saya, camprettt! Beruntungnya saya. Sebelum si tante ini berhasil menjalankan niatnya, tante  ini diserang oleh makhluk lainnya(berebut mungkin). Kepala tante pecah, dan pecahannya itu mengenai sekujur tubuh saya, sialan!!! Dan saat itu, momen tindihan itu akhirnya muncul. Setelah beberapa usaha keras, akhirnya, sayapun terbangun… huhhhttt

My opinons :
– u can calling a nightmare! Thats what im thinking!

-tindihan dengan penjelasan ilmiah  dan menurut beberapa ahli, tidak ada kaitaanya dengan ‘sesuatu yang tidak nampak’ itu tidak sepenuhnya benar! 

Part I

​Akhirnya, penelusuranku membuahkan hasil. Yah, seperti yang ibu tadi katakan, tinggal menelusuri jalan ini dan akan langsung disambut oleh suara air beradu dengan udara, terhempas bebas menghantam kumpulan batu di bawahnya_ tidak, ibu tadi tidak bilang begitu, itu karanganku saja karena kesal saat bertanya tentang lokasi air terjun disini, ibu tadi hanya merespon dengan tangan dan jari terarah tanpa suara sedikitpun! Tapi, memangnya jawaban apalagi yang aku butuhkan? Dan disinilah aku, sendiri, sambil mata jelalatan kek pencuri, mencari lokasi yang paling cocok untuk mengambil beberapa gambar artis alam yang oleh sang pencipta, semuanya disediakan gratis, gak pake sewa! Oh iya, hampir lupa! agar lebih mudah dipahami, disini, aku ditulis oleh seseorang sebagai Wisnu, dan oleh penulis, aku diberi peran sebagai seorang Pond’s Maker dengan hobi pothography. Aku sendiri bingung, kenapa penulis memberiku peran seperti ini, bukannya mau protes, tapi, ini kan cuma karangnnya saja, apa begitu buruknya imajinasi orang yang menempatkan aku disini hingga tidak terpikirkan olehnya peran yang lebih keren semisal Vokalis band ternama atau penyanyi rap yang sudah tur keliling dunia, jadi presiden negara kecil juga gak apa-apa kok! Yang penting lebih berkelas dan_ Tapi sudahlah, bahkan, seharusnya aku merasa beruntung karena ada seseorang yang walaupun dengan imajinasi standar, mau menghadirkan diriku dalam fantasi ini yang kedepannya aku jelas harus belajar lebih pasrah lagi, memangnya ada pilihan yang lain? Meskipun begitu, si penulis tidak begitu buruk, buktinya dia memberiku sifat langka, dalam hal ini mencintai segala bentuk keindahan termasuk_ siapa gadis ini?! Cantik sekali, jangan-jangan gadis ini sama sepertiku, tokoh fiksi! ah, baru di episode awal aku sudah kebingungan, tentu saja dia sama sepertiku! Ini sih salah penulis, harusnya dia tidak lupa memberiku pengarahan tentang bagaimana caranya untuk membedakan yang nyata dan tidak nyata! Ah, aku baru saja menghina penulis dengan imajinasi standarnya, tapi kenapa jadi aku sendiri yang bodoh! tidak yang nyata disini_ Tapi, bagaimana jika nanti aku kebingungan dan merasa diriku ini benar-benar_

 “Maaf?”

 “ah?” bersikap santai dan dingin, aku setuju dengan penulis, ini merupakan ekspresi terbaik dalam menghadapi lawan main yang, oh,,, gadis ini benar-benar cantik!

  “Aku lihat, kamu membawa kamera,”

  “Bukan, ini batu akik yang belum diasah,”

  “hahaha,”

Yah, malah tertawa, sadar woi! “oh, ini kamera ya?!”

   “kamu lucu. oh ya, namaku Sandra,”

   “Wisnu,” Kalau cewek ini tokoh yang ditempatkan penulis untuk sekedar kukenal, aku rasa kata itu cukup.

  “Maaf, Wisnu, aku bisa minta tolong gak?”
Aku disini untuk peranku saja dan bukan untuk membantumu! Tapi, bagaimana dengan reaksi para pembaca? aku jelas tidak ingin dicap manusia kutub hanya karena satu-dua jepretan, lagian, aku kan gak rugi apa-apa. “Ya sudah, sini kameranya,”

  “E, mungkin sebaiknya kamu ke kiri sedikit, biar lebih klop dengan backgroundnya,”

  “Oh iya, makasih sarannya. begini ya?”

Rada kaku sih, tak apalah, dari pada motret patung.

   “Kalo disitu, bagus gak?”

Bilang aja mo dijepret lebih banyak.

  “ehm, ehm,”

  “ada cowok keren kok gak dikenalin?!”

  “iya nih, si sandra!”

Aku keren?! kasian, udah figuran, rabun lagi!

  “Oh, kita juga baru kenal kok! Wisnu, teman-teman aku, Nia, Vitri, Santi sama Agus,”

  “Wisnu.”

                                     ***
    “Maaf ya tadi, repotin kamu,”

    “gak apa-apa.”

    “Oh ya, kamu emang photographer profesional atau hobi doang?”

    “Hobi aja, aku emang suka pemandangan, dari pada bolak-balik, kan lebih baik kalau diabadiin. kenapa emang, jelek ya fotonya?”

   “bagus kok! justru aku kira kamu photographer profesional,”

   “fotonya bagus, itu kar’na kamu sama teman-teman kamu emang cocok jadi model pemandangan alam,”

   “serius?!”

   “pemandangan alam hutan gundul,” hahahaha rasain! Gak segitunya juga kali, “Bercanda!”

   “aku juga suka, pemandangan alam itu tuh buat aku, menenangkan,” 

Entahlah, apa aku harus merasa kecewa atau bersyukur kali ini. Ayolah, Keadaan seperti ini terlalu mudah ditebak, dua orang bertemu dengan hobi yang sama, apa tidak ada yang lebih misterius?

   “Aku dan teman-teman, kami sangat sering kesini, dan_”

Hadeh, disaat seperti ini kenapa mesti ada acara pusing mendadak sih?! memangnya aku ini tokoh fiksi anemia?!

   “kami sering bertemu orang-orang sepertimu,”

   “maaf, tapi kepalaku terasa berputar,”

    “Oh, sorry, aku lupa bilang, air mineral yang aku kasih ke kamu itu, sudah diberi obat, sabarlah, kamu akan segera pingsan,”

   “Shit!” Jadi siapa mereka ini, ayolah! Meskipun aku tokoh utama, tetap saja hal ini membuatku takut! Memangnya cerita macam apa ini? Sekumpulan pembunuh berantai?! Sialan_

                                     ***

    Blablabla tangan dan kaki terikat, duduk dengan ditemani lampu pijar yang menyilaukan, dasar penulis amatir! pisau daging, gergaji listrik, martil dan, oh, apa ini? semacam selang untuk menarik habis semua darah dalam tubuh? Orang yang menempatkan aku disini, dia benar-benar harus lebih kreatif lagi!                                                Memuakan, tadinya kupikir aku akan berada dalam cerita romantis, ada apa dengan penulis ini?! Aku ingin berada dalam cerita cinta dan bukannya triller berdarah seperti ini! Aku benar-benar harus protes kali ini_ Tapi, agaimana jika aku mati disini?! Oh tidak! “TOLONG!” Tidak, aku tidak boleh mati disini! “SESEORANG TOLONG!” Apa penulis ini begitu bodoh! awal cerita, tokoh utama jangan langsung disiksa apalagi mati! “TOL_” Tapi, aku kan tokoh utamanya, tokoh utama akan ada sampai episod terakhir sebuah cerita, berarti, aku tidak akan mati disini_ agrhhhh! bagaimana aku bisa tahu siapa pemeran utamanya?! Bagaimana jika pemeran utamanya itu_ oh tidak! Aku terlalu keren untuk jadi figuran! “TOLONG!” Sia-sia, tidak akan ada yang mendengarku. Lagian, tidak semua tokoh utama bisa hidup lebih lama, bisa jadi, aku memang figuran dan, Tidak! Tidak! aku harus fokus! Dalam film atau buku, Tokoh yang akan disiksa, itu pasti cantik, ganteng, keren_ Ada cowok keren kok gak dikenalin, Damn! Yang lain! Yang lain! Seseorang yang akan disiksa, itu pasti akan mencari cara untuk, tentu saja melepaskan ikatannya! Yang aku butuhkan hanya meraih, apa?! dimana pisau lipatku?! Kenapa aku bungil?! Apa mereka memperkosaku?!_ oh, itu pasti sangat menyenangkan_ Fokus!

  “Oh, kau sudah sadar rupanya?”

   “Ayolah! kalian tidak akan membunuhku kan?! Aku ini tokoh utamanya!”

  “Apapun itu, yang kau katakan,,, aku rasa, kau benar, kami akan membunuhmu,”

   “Sandra, sudah kukatakan agar jangan Agus yang mencari pesanan kita!”

   “Kau ini, kenapa membicarakan pesanan di depan si pemesan,,,”

   “Pe, pesanan?! pesanan apa?! kalian benar-benar sudah gila! kumohon lepaskan aku!” Oh tidak! aku benar-benar akan mati kali ini! berpikir! berpikir! oh, “Ayahku orang kaya! kalian bisa meminta tebusan padanya!” Ayah?! memangnya aku punya?! 

   “Ayolah! kau pikir ini semua tentang uang?!”

Sialan! sudah kuduga! Lantas apa yang kalian inginkan?! Apa yang penulis ini inginkan? Bagaimana bisa seorang penulis tega menempatkan tokoh utamanya di situasi seperti ini?! kumohon, berikan penyelamatan, bagaimanapun adegannya! “Lalu apa yang kalian inginkan?!”

    “Yang kami inginkan?!”

    “Ayolah Nia, orang ini berhak tahu,”

    “Kau menghamili adik ku dulu, dia bunuh diri. Aku tidak perlu panjang lebar, otak biadad mu itu, kau pasti mengerti!”

   “Apa yang kalian bicarakan?! siapa yang kuhamili?! aku bahkan tidak tahu siapa kalian ini!”

    “Aku kau tahu, seseorang yang sedang menghadapi situasi hidup dan mati, mereka akan menghasilkan adrenalin yang sangat besar dan, entahlah, tapi, aku rasa hal itu sangat menggairahkan,”

   “Dasar kamu gadis nakal,”

    “Vit, kamu gak bakalan mutusin aku kan? aku hanya ingin sedikit mengambil untung,”

   “Kumohon, aku akan lakukan apa saja untuk kalian, asal kalian melepaskan aku,” Apalagi yang bisa kulakukan, hal itu bahkan tidak akan berhasil!

    “Orang ini cukup pintar, Vit,,, boleh yah? boleh yah?”

    “Jangan lama-lama, kau tahu kan betapa aku mencintaimu?”

    “Aku tahu sayang, aku gak akan lama kok, kamu gak perlu cemburu,”

    “Dasar kalian ini, pasangan yang aneh!”

                                      ***

Apa bedanya? toh aku juga bakalan mati, Dasar penulis sialan! Ternyata, aku memang bukan si tokoh utama. Nasib figuran, sudah figuran, harus mati lagi! Benar-benar menguras emosi. Meskipun berpikir keras, penulis yang menempatkan aku disini jelas memiliki pikiran yang berbahaya! Bagaimana jika semua hal ini dituangkannya ke dalam dunia nyata?! atau, bagaimana jika lebih parah lagi, semua hal ini berdasarkan kisah nyata, dan si penulis seorang sikopat! Kasian para tokoh fiksi dan mereka yang nyata,,, Oh, siapa saja, tolong hentikan orang ini! Tapi, siapa yang harus dihentikan, orang-orang gila ini atau si penulis?!

   “Aku cukup puas tadi, dan kurasa itu bukan hal baik untukmu,”

   “Apalagi s’karang, ayolah, aku tidak akan memberitahukan siapa-siapa tentang kalian,” Jelas mereka bukan orang bodoh, tapi paling tidak, aku melakukannya untuk menghargai nyawaku yang tidak nyata ini.

  “Aku sudah cukup sering melakukan hal yang tadi itu, dan setiap orang yang berhasil memuaskanku membuat Vitri jadi seorang pembunuh kejam. kau pasti tahu maksudku dengan pembunuh kejam,”

   “Aku sudah bisa menebak kelanjutannya, pacarmu yang cemburu akan menyiksaku dengan sangat kejam, dan tentu saja, kau hanya berdiri sambil menikmati setiap adegan hingga, entahlah, kau orgasme mungkin, atau mungkin sebaliknya, maksudku, apa kau tidak pernah kecewa, setiap mainanmu yang menyenangkan harus selalu berakhir lebih cepat?”

   “Dasar! Kau pikir aku bodoh?! Untuk apa aku kecewa, setelah ini, aku bisa mendapatkan mainan yang baru, dan jika beruntung, mainanku yang baru, jauh lebih baik darimu!”

   “Kau lupa satu hal, dalam beberapa episod, hal ini terlalu biasa, maksudku, apa kau pernah bertemu dengan mainan yang menginginkanmu meskipun tahu dia akan mati?”

   “Jangan coba-coba mengelabuiku, hal itu tidak akan berhasil, aku_”

  “Santi, aku tahu, ada yang akan terjadi sejak awal saling tatap kita di lokasi air terjun, buktinya, kau bahkan tidak perduli dengan tampang cemberut Vitri saat ingin bercinta denganku tadi. pikirkan hal ini, kita masih bisa saling menikmati jika kalian tidak langsung membunuhku, paling tidak, aku masih bisa sering bersama orang yang aku ingini saat ini, aku heran, kenapa kau bisa begitu menggairahkan,”

   “Entahlah, tapi aku memang sangat menginginkanmu, bahkan setelah yang barusan!”

   “Oh,,, pelan-pelan saja, aku tidak akan kemana_ oh, santi,,,” Tidak perduli, entah ini hasil imajinasi si penulis atau keinginan kuat diriku untuk tidak mati saat ini, semuanya sama saja, aku harus tetap hidup!